Senin, 19 Desember 2016

“Itu, kan, media Barat!”



“Itu, kan, media Barat! Media Barat kok dipercaya.” 

Pernah mendengar temanmu berkata demikian? Atau mungkin kamu bukan hanya pernah mendengar, namun bahkan bisa membayangkan mimik wajah temanmu itu saat mengatakan kalimat tersebut?

Media Barat kok dipercaya.... 


Ketika berhadapan dengan pernyataan demikian, banyak orang yang langsung meladeni argumentasinya. Ada yang setuju bahwa media Barat memang tidak bisa dipercaya. Mereka beberkan hal-hal yang dianggap menjadi “bukti”.  Sebagian lagi menyebut media Barat bisa dipercaya. Tentu plus “bukti-bukti” penguat pula. 

Atau, pernahkah kamu mendapati seorang kawan yang mengatakan gaya hidupmu kebarat-baratan? Kamu biasanya langsung sibuk membela diri. Kamu katakan dirimu tidak kebarat-baratan. Tapi, pernahkah kamu bertanya, apa yang dimaksud “Barat”? Bukankah bagi kita, Indonesia, negara seperti Myanmar dan Bangladesh juga sudah “barat”? Apakah Myanmar dan Bangladesh adalah negara Barat? 

Bukan.

Lalu, siapa negara-negara Barat itu? Kalau disimak baik-baik, biasanya istilah “Barat” mengacu pada Amerika Utara dan Eropa Barat. Rambo itu Barat. James Bond itu Barat. Padahal kalau dilihat dari Amerika Serikat (AS), bukankah kita, Indonesia yang layak disebut Barat?

Yup, Barat bukan istilah geografis. Ini istilah politik. Negara-negara Amerika Utara dan Eropa Barat, yang secara politik bergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menganggap diri mereka Barat. Karena mereka Barat, maka semua negara lain diberi label sesuai dengan posisi negara-negara itu ketika dilihat dari “Barat”. 

Menggunakan cara pandang demikian, maka mereka membuat istilah “Timur Dekat” (Near East) untuk menyebut bekas Uni Soviet dan negara-negara Eropa Timur yang dulu menjadi satelitnya, seperti Bulgaria, Romania, Hungaria, Polandia, serta mantan Cekoslovakia dan Jerman Timur. 

Lalu, ada Timur Tengah (Middle East) yang biasanya merujuk pada negara-negara di Semenanjung Arab dan sekitarnya (misalnya Iran di timur semenanjung itu maupun Mesir yang ada di barat semenanjung tersebut).

Mengapa harus ada Timur Tengah? Sederhana saja, karena negara-negara Barat punya istilah yang ketiga: Timur Jauh (Far East). Tentu saja istilah ini dipakai untuk menunjuk negara-negara yang paling jauh dari “Barat”, yakni China, Korea Selatan, Korea Utara, dan Jepang. 

Lha, Indonesia masuk mana? Hayolo.... (*)

Peta diambil dari:  http://geology.com/world/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar