Selasa, 05 Februari 2019

Elit dan Massa (3)

Ada dua jenis utama hubungan antar-elit, yakni kerja sama dan kompetisi. Mereka hanya berkompetisi bila kerja sama tidak memungkinkan. Bahkan, dalam banyak kasus, kompetisi antar-elit adalah bagian dari kerjasama mereka yang lebih besar. Pemilik media (elit 1) butuh bantuan anggota DPR (elit 2) dan pemerintah (elit 3) agar monopoli-nya tidak diutak-atik. Karena itu, ada pemilik media yang punya sekian koran, sekian media online, sekian stasiun radio, dan sekian stasiunTV dan bebas-bebas saja membentuk opini kita hingga saat ini. Bantuan elit 2 dan 3 kepada elit 1 tentu tidak gratis. Makan di warteg saja mbayar. Ya, kasihlah potongan harga untuk iklan-iklan politik mereka yang muncul di TV-nya, atau media online-nya, atau korannya. Atau, ya buatlah program yang sepertinya berita, tapi sebenarnya ya sarana promosi untuk si elit 2 atau elit 3. Itu baru hubungan antara elit 1, 2, dan 3. Padahal jenis elit banyak, kan? 



Massa yang kritis sangat dibenci elit. Massa yang kritis membuat elit harus memenuhi janjinya karena mereka dengan rajin mencatat janji para elit dan tanpa lelah menagihnya. Massa yang kritis membuat elit harus berprestasi baik karena mereka siap mendukung elit lain bila elit yang ia dukung dulu ternyata tidak berprestasi atau ketahuan belangnya.


Massa yang kritis bisa membuat elit bisa terlempar dari orbit elit dan menjadi rakyat jelata. Karena salah satu dari massa yang kritis itu yang kemudian jadi elit baru. Sebaliknya, massa yang mendukung secara membabi buta adalah yang paling disuka oleh para elit. Massa jenis ini tidak bertanya macam-macam. Lebih penting lagi, massa jenis ini mudah diarahkan, diperjualbelikan, dan dijadikan bahan ancaman. "Kalau tidak begini, massa saya akan berbuat begini lo kepada Anda!"

sumber ilustrasi: https://www.quora.com/How-would-you-describe-each-of-the-media-companies-in-Indonesia-Which-one-should-I-trust; http://www.swamedium.com/2018/02/02/semprit-dan-kartu-kuning-bem-ui-untuk-jokowi/; https://musicalhegemony.files.wordpress.com/2015/05/civil-society.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar