Kamis, 31 Januari 2019

Apakah blog pasti tidak kredibel?

Apakah blog, atau laman tulisan pribadi, sudah pasti tidak kredibel? Belum tentu. Dalam kondisi tertentu, sebuah blog memiliki potensi kredibilitas yang lebih tinggi dari lembaga media. Ini misalnya: https://lawprofessors.typepad.com/antitrustprof_blog/
Blog yang ditulis seorang ahli bidang A yang berbicara tentang A, seringkali lebih bernas dan lebih dalam saat berbicara isu A dibanding lembaga media yang pada dasarnya tidak memiliki kru yang ahli di bidang A. Lembaga media memang tidak harus memiliki keahlian spesifik di satu bidang. Keahlian spesifik yang harus dimiliki lembaga media adalah kemampuan memahami isu, menggali data, memverifikasi, dan kemampuan bahasa yang baik.
Dengan demikian, kita bisa melihat bahwa pada dasarnya blog bekerja di area spesifik, lembaga media bekerja di area umum. Ketika seorang ahli A berbicara tentang isu di luar A atau tidak terkait dengan A, kewaspadaan kita sebagai audiens harus ditingkatkan. Benarkah yang ia katakana (tulis)? Apakah kredibel?
Nah, kita perlu membedakan blog dengan blogspot. Blog pada dasarnya adalah laman ekspresi pribadi. Ada yang fokusnya bicara tentang area penelitian si blogger (biasanya akademisi, ahli), fokus perhatian si blogger (misalnya politisi), area pekerjaan si blogger, dan hobi si blogger. Belakangan, sejumlah lembaga menjadikan blog sebagai platform pilihan untuk menyampaikan informasi terkait mereka, aktivitas dan produk-produknya.
Blogspot tidak sama dengan blog. Blogspot adalah platform yang memungkinkan individu atau lembaga untuk membuat blog. Banyak platform lain yang menyediakan servis yang sama, wordpress salah satunya.
Sekarang kita melihat cukup banyak lembaga media --lembaga yang menyiarkan berita, terlepas sudah diverifikasi Dewan Pers atau tidak-- menggunakan blogspot sebagai platformnya. Mungkin karena lebih murah (bahkan gratis). Nah, ketika membaca konten lembaga-lembaga penyiar berita yang formatnya blogspot ini kewaspadaan kita harus ditingkatkan. Apalagi bila namanya dimirip-miripkan dengan nama lembaga media ternama. Bagi saya, sudah ada malice (niat buruk) di sana. Mengapa mereka memirip-miripkan namanya dengan nama lembaga media ternama? Sekadar tidak pede? Jangan-jangan memang sengaja untuk menyesatkan orang-orang yang kurang informasi?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar